HomeEBOOKS AM*EBOOKS LS*EBOOKS ED*EBOOKS LG*EBOOKS GN**ARTICLES**JADWAL KULIAH.2011/2012**VIDEO WordLinx - Get Paid To Click free counters

Minggu, 28 Agustus 2011

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE

Alih Kode
Menurut Appel (1976:79) mendefiniskan alih kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi.” Sedangkan Hymes (1995:142) mengatakan alih kode bukan hanya terjadi antar bahasa melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu bahasa.Dengan demikian, alih kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi karena situasi dan terjadi antarbahasa serta antarragam dalam satu bahasa.
Disamping perubahan situasi, alih kode ini terjadi juga karena beberapa factor.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode antara lain:
a. Siapa yang berbicara
b. Dengan bahasa apa
c. Kepada siapa
d. Kapan
e. Dengan tujuan apa
Dalam kepustakaan linguistic, secara umum penyebab terjadinya alih kode ialah:
a. Pembicara atau penutur
b. Pendengar/lawan tutur
c. Perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga
d. Perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya
e. Perubahan topic pembicaraan.
Campur Kode
Pembicaraan mengenai alih kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai campur kode.Kedua peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat yang bilingual ini mempunyai kesamaan yang besar sehingga seringkali sukar dibedakan.Kesamaan yang ada antara alih kode dengan campur kode adalah digunakannya dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur.
Menurut Nababan (1991:32) Ciri-ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi informal.Dalam situasi berbahasa formal, jarang terjadi campur kode, kalau terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing.
Thelander (1995:152) menjelaskan perbedaan antara alih kode dan campur kode.Menurutnya, bila dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain maka peristiwa yang terjadi alih kode.Tetapi, jika dalam suatu peristiwa tutur klausa-klausa dan frase-frase yang terdiri dari klausa dan frase campuran dan masing-masing klausa atau frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri maka peritiwa yang terjadi adalah campur kode.Dengan kata lain, Jika seseorang menggunakan suatu kata/frase dari suatu bahasa, orang tersebut telah melakukan campur kode.Tetapi, apabila seseorang menggunakan satu klausa jelas-jelas memiliki struktur suatu bahasa dan klausa itu disusun menurut struktur bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.
Campur Kode umumnya mengacu pada pergantian antara varietas, atau kode, dalam klausa atau frase. Selanjutnya percampuran kode antara Rapa Nui and Spanish dapat dimasukan dalam sintaksis yang kompleksdengan menggunakan noun or adverb as pada no 2, 5 and 6 dalam contoh 1. Makihara juga memberi contoh pembicara campuran nouns and deter¬miners or verbs and tense dari perbedaan bahasa misalnya:
Wife: ‘I he¯ ia te korohu’a nei?
1 W: Where’s the old man?
Husband: Me está diciendo korohu’a otra vez.
2 H: You (formal) are calling me old man
again.
¿A quién está diciendo korohu’a mi amor?
Who are you (formal) calling old man my dear?
All: [laughter]
3 All: [laughter]
Wife: No, a tí no, a mi papa.
4 W: No, not to you (informal), to my dad.
Husband: Acuérdese que yo soy joven ’a¯
5 H: Remember (formal) that I am still young.
Friend: Cómo será ia, ahani e ´apa pa´ari ro ’a¯ ,
6 F: What will it be, (he) is barely
ko ture mai ’a¯ .
half-adult but is already talking back.
All: [laughter]
7 All: [laughter]
Example 1. Mixed Rapa Nui interactional code being used for joking amon intimates. Italics= Rapa Nui, underline = Spanish. (Source, Makihara 2004: 532; slightly modified.)

BY CARNY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar