HomeEBOOKS AM*EBOOKS LS*EBOOKS ED*EBOOKS LG*EBOOKS GN**ARTICLES**JADWAL KULIAH.2011/2012**VIDEO WordLinx - Get Paid To Click free counters

Sabtu, 01 Oktober 2011

Silent way Method


Silent way Method

Silent way adalah metode pengajaran bahasa yang dikembangkan oleh Caleb Gattegno.Gategno terkenal dengan minatnya terhadap tongkat kayu yang berwarna yang disebut dengan batang Cuisenaire dan rangkaian kata-kata yang berseri dan berwarna.Merupakan suatu pendekatan terhadap pengajaran membaca awal dimana suara dilambangkan dengan kode tertentu.Olehkarena itu dapat kita simpulkan bahwa guru harus sebanyak mungkin diam di kelas sedangkan siswa dimotivasi agar dapat berbicara sebanyak mungkin.Elemen dari silent way, khususnya dalam penggunaan kartu berwarna dan grafik batang Cuisenaire berwarna, hal ini sebelumnya merupakan inspirasi dari Gattegno sebagai perancang pendidikan membaca dan matematika.
Hipotesis menurut Gattegno tentang belajar sebagai berikut:
1.    Belajar merupakan fasilitas yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menemukan sendiri dari mengingat dan mengulangi apa yang sudah dipelajari.
2.    Belajar merupakan fasilitas yang diberikan oleh objek fisik.
3.    Belajar merupakan fasilitas dalam yang diberikan untuk memecahkan masalah terhadap apa yang dipelajari.
Desain
Tujuan umum silent way untuk membentuk pembelajaran bahasa agar lancer dalam belajar bahasa asli sama dengan bahasa target, pengucapann yang benar, serta penekanan dalam menguasai unsur-unsur prosodi bahasa sasaran.Sedangkan tujuan khusus yakni untuk menyediakan siswa pengetahuan praktis tentang dasar-dasar tata bahasa.Agar terbentuk siswa yang belajar secara mandiri.Gattegno membahas tentang kursus bahasa pada tingkat SD.Yakni bertujuan agar siswa harus dapat menjawab pertanyaan tentang diri mereka sendiri, pendidikan mereka, keluarga mereka, peristiwa yang terjadi sehari-hari dengan pengucapan tekanan suara yang baik baik dengan cara lisan maupun  tertulis.
Silabus
            Pada dasarnya silent way mengadopsi silabus berbentuk dasar-dasar struktur , dengan pelajaran masalah sekitar tata bahasa dan kosa kata.Gattegno tidak memberikan secara rinci tentang leksikal dan gramatikal.Tidak ada silabus silent way secara umum.Tetapi dari hasil pengamatan program silen\t way yang dikembangkan oleh Peace Corp dalam mengajarkan berbagai bahasa pada tingkat dasar.Oleh karena itu bahasa sesuai kompliksitas gramatikal mereka, lalu menghubungkan dengan apa yang diajarkan sebelumnya, dan materi pelajaran yang lebih mudah bias ditampilkan dengan cara visual.Biasanya imperative merupakan struktur yang pertama diajarkan karena kata kerjanya mudah diajarkan dengan silent way.Materi pelajaran tentang angka diajarkan di awal kursus, karena angka-angka sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari serta mudah untuk didemontrasikan.Preposisi juga diajarkan di awal silabus dengan alasan yang sama.Selain preposisi, angka, kata ganti, kata bilangan, kata-kata perbandingan juga diajarkan diawal kursus.

Bentuk kegiatan belajar dan mengajar.
            Kegiatan belajar mengajar dalam silent way memiliki fungsi untuk mendorong respon siswa secara oral tanpa intruksi langsung dari guru.Metode dasarnya adalah belajar bahasa secara sederhana yang mana guru memberi contoh kata, frase, atau kalimat selanjunya siswa meresponnya.Kartu dan benda lainnya dapat digunakan untuk memperoleh respon siswa.Guru memberi respon dalam bentuk perintah, pertanyaan, isyarat visual yang merupakan dasar kegiatan kelas.

Peran siswa
            Gattegno melihat pembelajar bahasa merupakan proses pertumbuhan pribadi yang tumbuh dari diri siswa secara sadar dan dijadikan tantangan bagi mereka.Siswa dapat mengembangkan kepribadian, otonomi dan tanggungjawab.Siswa harus sadar bahwa keahlian yang didapatkan mereka tergantung pada diri sendiri, dan harus menyadari bahwa menggunakan bahasa berguna untuk mempelajari bahasa baru.

Peran Guru
            Teacher Silence mungkin menjadi hal yang jarang terjadi, bagi kebanyakan guru bahasa hal ini dilatih secara tradisional yang menuntut segala aspek silent way.Gattegno mengatakan bahwa guru itu “mengajar untuk belajar” bukan berarti peran guru dalam silent way tidak kritis.Gattegno mengantisipasi bahwa dengan menggunakan silent way dapat mengubah persepsi guru tentang mereka.
            Stevick mendefinisikan tugas guru dalam silent way sebagai berikut:
a.    Untuk mengajar
b.    Untuk menguji
c.    Untuk mendapatkan jalan keluar.
Meskipun hal ini tidak tercapai dalam suatu alternative praktik mengajar.Dengan mengajar biasanya menggunakan praktik non verbal dalam penyajian materi untuk mendapatkan pemaknaaan.Guru melakukan evaluasi dengan segera dan dilakukan secara diam-diam dalam memantau peserta didiknya satu sama lainnya bahkan meninggalkan ruang pada waktu siswa sedang belajar bahasa.

Peran bahan ajar
            Silent way juga dikenal karena sifat unik sebagai bahan ajar untuk guru melakukan silent.Bahan ajar yaitu berbentuk satu set balok berwarna, kode-kode, grafik kosa kata, pointer yang semuanya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara bunyi dan arti dalam bahasa target.Kelas sering kali menggunakan grafik dalam bahasa asli dan kode warna secara alamiah selanjutnya siswa memasang warna dengan suara yang terkait.Guru menggunakan pointer untuk menunjukkan kepada siswa tentang symbol suara yang dihasilkan.

















Community Language Learning (Komunitas Belajar Bahasa)
Latar Belakang
            Community Language Learning (CLL) merupakan nama sebuah metode yang dikembangkan oleh Charles A. Curran dan rekan-rekannya.Curran merupakan seorang spesialis dalam konseling dan seorang professor psikologi di Universitas Loyola Chicago.Dia menerapkan teknik konseling psikologi untuk belajar atau yang dikenal dengan Konseling Learning (Penyuluh pelajaran).Komunitas belajar Bahasa merupakan penggunaan teori Konseling Learning untuk mengajarkan bahasa.
            Dalam pengajaran bahasa Kadang-kadang komunitas belajar bahasa disebut sebagai contoh pendekatan humanistic.Ada juga terdapat hubungan antara Prosedur CLL dengan orang-orang pendidikan dwi bahasa  khususnya bagian prosedur dwibahasa sebagai alternatif bahasa atau switching kode.
            Mari kita bahas mengenai tradisi-tradisi komunitas belajar bahasa.Konseling merupakan satu orang memberi nasehat, bantuan dan dukungan lain yang memiliki masalah.Komunitas belajar bahasa mengacu pada perumpamaan konseling untuk mendefinisikan kembali peran guru (konselor) dan siswa(klien) di kelas bahasa.Prosedur dasar CLL dapat ditemukan dari Konselor dan Klien.Prosedur CLL dapat terjadi demikian yakni Kelompok siswa duduk dalam lingkaran dengan guru berdiri di luar lingkaran, siswa berbisik pesan dalam bahasa asli, sedangkan guru menerjemahkan ke dalam bahasa asing (L2). Siswa mengulang pesan dalam bahasa asing ke dalam kaset, siswa menulis pesan lebih lanjut dalam bahasa asing dengan bantuan guru, lalu siswa mengungkapkan perasaan mereka masing-masing.Selanjutnya kita bias membandingkan hubungan klien – konseling psikologi dengan hubungan pembelajar – pemerhati dalam komunitas pembelajar.
a.            Teori Belajar
Berdasarkan pengalaman Curran, dia membuat kesimpulan bahwa teknik konseling dapat diterapkan dalam belajar pada umumnya dan pengajaran bahasa secara khusus (Komunitas belajar bahasa).
            Ada dua pendapat tentang Komunitas Belajar Bahasa; Yang pertama pandangan belajar putative popular dalam budaya barat, dalam pandangan ini proses intelektual dan factual saja yang dianggap tujuan utama belajar.Yang kedua pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran hewan dimana peserta didik menjadi pasif dan keterbatasan mereka terpisah.
            Belajar terjadi bila adanya komunikasi antara guru dan siswa.Proses ini dibagi menjadi lima tahap dan dibandingkan dengan perkembangan ontogenetik anak yakni;
a.    Tahap pertama yaitu kelahiran
b.    Tahap kedua yaitu kemampuan pembelajar meningkat, siswa sebagai anak mulai mendapatkan kebebasan dari orangtua.
c.    Tahap ketiga yaitu pembelajar berbicara secara bebas, mungkin perlu untuk menegaskan identitas diri.
d.    Tahap keempat yaitu pembelajar dapat menerima kritik.
e.    Tahap kelima yaitu anak telah menjadi dewasa.

b.    Prinsip dasar CLL
Curran menyimpulkan bahwa teknik konseling dapat diterapkan dalam pembelajaran dan pengajaran bahasa.Tugas utama konselor agar pelajar merasa aman dari ancaman dan kecemasan.Ada berbagai gagasan mengenai persyaratan psikologis untuk menjadi pembelajar sukses termasuk dalam singkatan SARD.S (Security) artinya keamanan, A (attention)/(aggression) artinya perhatian dan agresi.CLL mengakui hilangnya perhatian sebagai indikasi kurangnya keterlibatan siswa dalam belajar.Agresi berfungsi dengan cara bagaimana cara seorang anak setelah belajar sesuatu mengambil alih dan menunjukkan kekuatan apa yang telah dipelajari dengan menggunakan pengetahuan baru sebagai alat untuk dirinya sendiri.R (retensi)/(refleksi).Jika seluruh siswa terlibat dalam proses belajar mengajar maka apa yang dipertahankan lalu diinternalisasikan menjadi bagian pengalaman baru siswa dalam bahasa asing.Refleksi merupakan identifikasi secara diam-diam dalam rancangan pembelajaran siswa.
            D (diskriminasi) yakni ketika peserta didik telah mempelajari materi, lalu mereka siap untuk memecahkan masalah mengatasinya dan melihat suatu hal berkaitan satu sama lainnya.Proses diskriminasi menjadi lebih halus dan akhirnya memungkinkan siswa untuk menggunakan bahasa untuk menggunakan bahasa untuk tujuan komunikasi di luar kelas.
c.   Jenis Kegiatan Belajar Mengajar
CLL merupakan penggabungan dari belajar inovatif dengan belajar konvensional yakni:
1.    Terjemahan. Siswa membisikan pesan yang ia akan ucapkan, guru menerjemahkan ke dalam bahasa target dan pelajar mengulangi terjemahan guru.
2.    Kelompok Kerja.Siswa dapat terlibat dalam tugas-tugas kelompok seperti diskusi kelompok dengan satu topik, menyiapkan percakapan, menyiapkan ringkasan topic untuk presentasi ke kelompok lain, menyiapkan sebuah cerita yang akan disajikan kepada guru dan seluruh siswa.
3.    Merekam.Siswa merekam percakapan dalam bahasa target.
4.    Transkripsi.Siswa menuliskan ucapan-ucapan dan percakapan mereka lalu direkam untuk dipraktekkan dan meanalisis bentuk-bentuk linguistic.
5.    Analisis.Siswa menganalisis dan mempelajari transkripsi kalimat bahasa target untuk difokuskan pada penggunaan leksikal tertentu atau pada penerapan aturan tata bahasa tertentu.
6.    Refleksi dan Observasi.Siswa mencerminkan dan melaporkan pengalaman di kelas mereka.Sebagai kelas atau dalam kelompok.Hal ini terjadi sebagai ungkapan perasaan satu sama lain dan kepedulian terhadap sesuatu untuk dikatakan dan lain sebagainya.
7.    Mendengarkan.Siswa mendengarkan monolog oleh guru yang melibatkan unsur-unsur dari mereka dalam interaksi di kelas.
8.    Percakapan bebas.Siswa terlibat percakapan bebas dengan guru atau siswa lain.Hal ini mungkin termasuk dalam diskusi tentang apa yang mereka pelajari serta perasaan mereka tentang apa yang telah dipelajari.
d.  Teknik Kelas Biasa
1. Satu kelas terdiri dari 6 – 12 siswa yang duduk dengan membentuk lingkaran.
2. Guru berdiri di luar lingkaran.
3. Seorang siswa mengucapkan dengan keras pesan menggunakan bahasa pertama.
4. Guru membisikan pesan dalam bahasa kedua.
5. Siswa mengulangi pesan dengan suara yang keras untuk teman-teman dengan menggunakan bahasa kedua.
6. Proses ini dilakukan berulang-ulang serta dicatat.
7. Pada akhir kelas catatan ini dimainkan lagi dan ditranskrip.

Kesimpulan
            Komunitas belajar bahasa merupakan metode yang paling responsive dari segi sensitivitas untuk pelajar.Tujuan komunitas ini terhambat oleh jumlah dan pengetahuan sesame peserta didik.Guru harus sensitive terhadap bahasa pertama dan bahasa kedua.Guru harus relative non directive dan siap menerima bahkan mendorong para remaja untuk bersifat agresi karena ia berusaha untuk bebas.Guru mengajar tanpa bahan konvensional tergantung pada topik siswa untuk memotivasi kelas.
            Sekelompok peserta didik duduk membentuk lingkaran dengan guru berdiri di luar lingkaran; siswa berbisik dalam bahasa asli sedangkan silabus yang menjadikan tujuan menjadi jelas dan evaluasi sulit dicapai.Hal ini focus pada kelancaran bukan pada ketepatan yang menyebabkan control tidak memadai dari bahasa sasaran.Manfaat positif dari metode ini yakni berpusat pada peserta didik dan menekankan sisi humanistik belajar bahasa dan bukan hanya dimensi bahasanya.








Daftar Pustaka
Richards, Jack C. and Theodore S. Rodgers, 1999.Approach and Methods in Language  
                             Teaching.United State America Serikat.Cambride University Press.

Douglas, H.Brown.2000.Principles of Language Learning and Teaching.Fouth  
                             Edition.Peason  Longman.San Francisco State University.

Douglas, H.Brown.2007.Principles of Language Learning and Teaching.Fifth
                             Edition.Peason Longman.San Francisco State University.

Steinberg, Danny D.,Nagata Hiroshi, Aline, David P. 2001.Psycolinguistics: Language,
                             Mind, and World.Second Edition.Person Education
                             Limited.London.Longman.
































KELOMPOK III

COMMUNITY LANGUAGE LEARNING METHOD
SILENT WAY

DOSEN PENGAMPU: DR.TADKIROATUN MUSFIROH


OLEH:
M. KARNI HAJIRI, S.Pd.I
KASMUDIN, S.Pd.
ADRIYA, S.Pd.


PPS UNY PRODI LINGUISTIK TERAPAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar